TELAGAKU HARAPANKU

Administrator 02 September 2015 17:58:09 WIB

TELAGAKU HARAPANKU

 

 

Gambar : Telaga Motoindro, Temuireng II.

 

Dipertengahan musim kemarau ini kebutuhan hidup terasa semakin berat. Bukan hanya karena harga sembako yang semakin membumbung tinggi, tetapi karena kebutuhan akan air untuk sehari-hari sulit terpenuhi. Hal ini yang selama ini selalu dirasakan warga masyarakat Desa Girisuko, utamanya ditiga Padukuhan yaitu Padukuhan Temuireng I, Padukuhan Temuireng II, dan Padukuhan Gebang dengan jumlah KK mencapai kurang lebih 600 KK.

Di Padukuhan Gebang memiliki sumber mata air yang sebenarnya berpotensi untuk memenuhi kebutuhan air bersih dalam lingkup satu padukuhan, namun kendalanya adalah anggaran yang dibutuhkan cukup besar. Ada pula terdapat telaga yang airnya akan mengering pada saat musim kemarau seperti ini. Lain halnya dengan Padukuhan Temuireng I dan Padukuhan Temuireng II. Dua Padukuhan ini masing-masing memiliki satu buah telaga yang keduanya akan mengering dimusim kemarau, tanpa adanya sumber mata air lain sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan air bersih. Hal yang menjadi kesamaan ketiga Padukuhan adalah untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih mengandalkan air tangki yang harganya bisa mencapai Rp 150.000 / tangkinya dengan volume 5000 liter.

Sebenarnya dahulu telaga di ketiga padukuhan airnya tidak pernah kering, namun seiring berjalannya waktu disertai pula dengan kerusakan alam. Penebangan liar terjadi, pembukaan lahan pertanian menyebabkan pohon-pohon penahan air hilang.

Perlu dilakukan pengkajian lebih dalam tentang kondisi lingkungan dengan problematikanya, karakteristik serta potensi pemanfaatannya serta kebutuhan pengembangan dan pentingnya kemitraan dan sinergi antar berbagai pihak dalam upaya pengembangan wilayah dan ekonomi masyarakat dengan tetap menjunjung tinggi kearifan lokal dan keberlanjutan lingkungan agar didapatkan solusi terhadap kerusakan lingkungan dan krisis air disekitar telaga.

Bagi warga masyarakat gunungkidul dan khususnya desa Girisuko telaga merupakan roh hidup,  karena telaga tidak hanya berperan sebagai penampung air hujan. Lebih dari itu telaga adalah sumber hidup dan penghidupan warga masyarakat, karena melalui jasa telaga warga masyarakat mendapatkan suplai air untuk kebutuhan rumah tangga, untuk pertanian, memandikan ternak. Selain itu telaga merupakan simbol kebersamaan, kesederhanaan serta merupakan ruang terbuka hijau yang berperan sebagai tempat berinteraksi dan komunikasi antar warga. Telaga menjadi sangat vital perannya bagi warga masyarakat Girisuko khususnya mencukupi kebutuhan air.  Ketika musim hujan, telaga ini penuh dengan air sehingga pada musim kemarau air telaga ini masih dapat dimanfaatkan.

Pada hari Jumat tanggal 30 Januari 2015 pukul 10.00-13.00 wib di area Telaga Motoindro Padukuhan Temuireng II, UKDW pernah menyelenggarakan kuliah umum dengan tema “ Konservasi Air dan Lingkungan Berbasis Kearifan Lokal dalam Rangka Pengembangan Kawasan Telaga Moroindro sebagai Kebun Taman Buah dan Sekolah Alam” dan menghadirkan pembicara kunci yaitu Bupati Gunung Kidul  Ibu Hajah Badingah, S.Sos dengan materi “Kebijakan dan Strategi Pemanfaatan Sumberdaya Alam secara Ramah Lingkungan bagi Upaya Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Gunung Kidul” serta Kepala Dinas Pertanian Propinsi DIY yang memaparkan beberapa program rintisan “ Integrasi Program Konservasi dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat melalui Pengembangan Kebun Buah dan Agrowisata”. Setelah kuliah umum selesai, kegiatan dilanjutkan dengan aksi konservasi telaga dengan penanaman aneka tanaman buah dan tanaman hutan di seluruh kawasan Telaga Motoindro. Program ini sepenuhnya didukung oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul serta berbagai pihak seperti Djarum Foundation-Bakti Lingkungan yang memberikan bantuan aneka tanaman buah, Dinas Kehutanan Propinsi DIY dan  Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Serayu Opak Progo yang memberikan bantuan aneka tanaman hutan serta Dinas Pertanian Propinsi DIY dan Managemen Ambarrukmo Plaza. . Dengan dukungan semua pihak, program integrasi pengembangan ekonomi dan konservasi dapat dipakai sebagai pembelajaran dan model pengembangan kawasan konservasi yang mampu memberikan banyak manfaat, baik manfaat ekonomi, sosial, lingkungan, pendidikan dan wisata. 

Kini masyarakat Girisuko khususnya Padukuhan Temuireng II menanti tindak lanjut dari pemerintah atas kegiatan yang telah dilaksanakan dikawasan Telaga Motoindro tersebut.

 

            (Ayosetyo)

Komentar atas TELAGAKU HARAPANKU

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

APBDesa Girisuko

Open Data for Gender

Open Data APBD